Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar. Alam yang indah dan lestari adalah suatu dambaan umat manusia. Alam yang indah dan lestari merupakan jaminan bagi kelangsungan hidup manusia dan segala lapisan kehidupan yang ada di dalamnya. Namun, kenyataan memperlihatkan bahwa alam sudah banyak mengalami kerusakan, bahkan sudah berada di ambang kepunahannya, oleh ulah manusia sendiri. Penyebabnya berawal dari pandangan yang kurang bahkan tidak tepat terhadap alam, yang memandang alam sebagai sumber kekayaan, yang selalu siap di eksploitasi kapan dan di mana saja, dan oleh siapa saja, untuk mengambil hal-hal yang diperlukan dan membiarkan begitu saja hal-hal yang tidak diperlukan. Untuk menjamin kelangsungan hidup kita dan kelangsungan hidup generasi yang akan datang, dalam suasana baik dan menyenangkan dan untuk menjamin kelangsungan berbagai lapisan kehidupan yang ada di alam, maka mau tak mau kita harus merubah dalam memandang dan memperlakukan alam. Perubahan sikap ini bukan hanya karena alam begitu penting bagi manusia, melainkan karena alam dengan berbagai lapisan kehidupan yang ada di dalamnya, memiliki nilai dalam dirinya sendiri, yang harus dihormati dan dilindungi. Dengan pandangan dan perlakuan yang semakin baik dan tepat terhadap alam, maka lingkungan semakin baik dan tepat terhadap alam, maka lingkungan dan pembangunan, dua hal penting dan sangat mendasar bagi kehidupan manusia, dapat dikembangkan secara bersamaan, dalam hubungan saling mendukung.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.[1] Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.[1] Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.[1]
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.[2]
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Ada beberapa pendapat ahli yang
mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai
berikut:
- Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
- alat-alat teknologi
- sistem ekonomi
- keluarga
- kekuasaan politik
- Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
- sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
- organisasi ekonomi
- alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
- organisasi kekuatan (politik)
Menurut J.J. Hoenigman, wujud
kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
- Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
- Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
- Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Komponen
Berdasarkan wujudnya tersebut,
Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli antropologi
Cateora, yaitu :
- Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
- Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional. - Lembaga social
Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier - Sistem kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi. - Estetika
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut. - Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.
NILAI BUDAYA
Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.
Nilai-nilai budaya akan tampak pada simbol-simbol, slogan, moto, visi misi, atau sesuatu yang nampak sebagai acuan pokok moto suatu lingkungan atau organisasi.
Ada tiga hal yang terkait dengan nilai-nilai budaya ini yaitu :
Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya yang kelihatan kasat mata (jelas)
Sikap, tindak laku, gerak gerik yang muncul akibat slogan, moto tersebut
Kepercayaan yang tertanam (believe system) yang mengakar dan menjadi kerangka acuan dalam bertindak dan berperilaku (tidak terlihat).
Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.
Nilai-nilai budaya akan tampak pada simbol-simbol, slogan, moto, visi misi, atau sesuatu yang nampak sebagai acuan pokok moto suatu lingkungan atau organisasi.
Ada tiga hal yang terkait dengan nilai-nilai budaya ini yaitu :
Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya yang kelihatan kasat mata (jelas)
Sikap, tindak laku, gerak gerik yang muncul akibat slogan, moto tersebut
Kepercayaan yang tertanam (believe system) yang mengakar dan menjadi kerangka acuan dalam bertindak dan berperilaku (tidak terlihat).
Manusia adalah mahluk sosial yang
dalam kehidupannya tidak bisa hidup sendiri sehingga membentuk kesatuan hidup
yang dinamakan masyarakat.dengan definisi tersebut,Ternyata pengertian
masyarakat masih dirasakan luas dan abstrak sehingga untuk lebih konkretnya
maka ada beberapa unsur masyarakat,unsur masyarakat dikelompokan menjadi 2
bagian yaitu:kesatuan sosial dan pranata sosial.kesatuan sosial merupakan
bentuk dan susunan dari kesatuan-kesatuan individu yang berinteraksi dengan
kehidupan masyarakat.sedangkan yang dimaksud pranata sosial adalah himpunan
norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok
dalam kehidupan masyarakat.norma-norma tersebut memberikan petunjuk bagi
tingkah laku seseorang yang hidup dalam masyarakat.
Kebudayaan. dalam pengertian yang
terbatas,banyak orang yang memberikan definisi kebudayaan sebagai bangunan yang
indah,candi,tari-tarian,seni suara dan seni rupa.
Taylor memberikan definisi
kebudayaan sebagai keseluruhan yang komleks yang didalamnya terkandung ilmu
pengetahuan,kepercayaan dan kemampuan kesenian.moral hukam adat istiadat dan
kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota
masyarakat.sedangkan menurut
Koentjaraningrat mendefinisikan
bahwa kebudayaan adalah seluruh kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang
teratur oleh tata kelakuan yang haus didapatkannya dengan belajar dan yang
semuanya tesusun dalam kehidupan masyarakat.
A.aspek sosial budaya yang
mempengaruhi perilaku kesehatan dan status kesehatan
Selanjutnya dijelaskan beberapa
aspek sosial budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan dan status
kesehatan.yang pertama yaitu:1).umur 2).jenis kelamin 3).pekerjaan.4).sosial
ekonomi jika dilihat dari aspek umur,makaada pbedaan golongan penyakit berdasarkan
golongan umur.misalnya dikalangan balita banak yang menderita penyakit
infeksi,sedangkanpada golongan dewasa atau usia lanjut lebih banyak menderita
penyakit kronis.demikian juga dengan aspek golongan menurut jenis
kelamin,dikalangan wanita lebih banyak menderit kanker payudara,sedangkan pada
pria,lebih banyak menderita kanker prosat.begitu juga dengan jenis
pekerjaan,dikalangan petani lebih banyak menderita penyakit cacingan,karena
aktifiasnya banyak dilakukan disawah,sedangkan pada buruh tekstil lebih banyak
menderita penyakit salura pernafasan kaena banyak terpapar debu.keadaan sosial
ekonomi juga mempengaruhi pada pola penyakit,bahkan juga berpengaruh pada
kematian,misalnya angka kematian lebih tinggi pada golonga yang status
ekonominya rendah dibandingkan dengan status ekonominya tinggi.demikian juga
obesitas lenih ditemukan pada kalangan masyarakat dengan status ekonoinya
tinggi.
Menurut H Ray Elling(1970)ada
beberapa faktor sosial yang berpengaruh pada perilaku kesehatan.antara lain 1.self
concept 2.image kelompok.G.M foster menambahkan,bahwa identifikasi
individu kepada kelompoknya juga berpengaruh terhadap perilaku kesehatan.
A.pengaruh self concept kita
ditentukan oleh tingkat kepuasan atau tidak kepuasan yang kita rasakan terhadap
diri kita sendiri,terutama bagaimana kita ingin memperlihatkan diri kita kepada
orang lain,oleh karena itu,secara tidak langsung self concept kita cenderung
mementukan,apakah kita akan menerima keadaan diri kita seperti adanya atau
berusaha untuk mengubahnya.self concept adalah faktor yang penting dalam
kesehatan,karena mempengaruhi perilaku masyarakat dan juga perilaku petugas
kesehatan.
B.pengaruh image kelompok.image
seseorang individu sangat dipengaruhi oleh image kelompok.sebagai
contoh,seorang anak dokter akan terpapar oleh organisasi kedokteran dan
orang-orang dengan pendidikan tinggi,sedangkan anak petani tidak terpapar
dengan lingkungan medis,dan besar kemungkinan juga tidak becita-cita untuk
menjadi dokter.
C.pengaruh identifikasi kelompok
sosialnya terhadap perilaku kesehata.
Identifikasi kelompok kecilnya
sangat penting untuk memberikan keamanan psikologis dan kepuasan dalam
pekerjaan mereka.
B.Aspek budaya yang mempengaruhi
status kesehatan dan perilaku kesehatan
Menurut G.M foster(1973)Aspek budaya
yang dapat mempengaruhi kesehatan seseorang antaa lain adalah:1.tradisi 2.sikap
fatalism 3.nilai 4.ethnocentrisme 5.unsur budaya dipelajari pada tingkat awal
dalam proses sosialisasi.
A.pengaruh tradisi terhadap perilau
kesehatan dan status kesehatan.
Ada beberapa tradisi dalam
masyarakat yang dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan
masyarakat,misalnya di New Guinea,pernah terjadi wabah penyakit kuru.penyakit
ini menyerang susunan saraf otak dan penyebabnya adalah virus.penderita hamya
terbatas pada anak-anak dan wanita.setelah dilakukan penelitaian ternyata
penyakit ini menyebar karena adanya tadisi kanibalisme.
B.pengaruh sikap fatalism terhadap
perilaku dan status kesehatan.
Hal ini adalah sikap fatalism yang
juga mempengaruhi perilaku kesehatan,beberapa anggota masyarakat di kalangan
kelompok yang beragama Islam percaya bahwa anak adalah ttipan Tuhan,dan sakit
atau mati itu adalah takdir,sehingga masyarakat kurang berusaha untuk mencari
pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit,atau menyelamatkan seseorang
dari kematian.
C.pengaruh sikap Ethnosentris
terhadap perilaku dan status kesehatan
Sikap ethnosentrime adalah sikap
yang memandang bahwa kebudayaan sendiri yang paling baik jika dibandingkan
dengan kebudayaan pihak lain.misalnya orang-orang barat merasa bangga terhadap
kemajuan ilmu dan teknologi yang dimilikinya,dan selalu beranggapan bahwa
kebudayaannya paling maju,sehingga merasa superior terhadap budaya dari
masyarakat yang sedang berkembang.tetapi dari sisilain,semua anggota dari
budaya lainnya menganggap bahwa yang dilakukan secar alamiah adalah yang
terbaik.Oleh karena itu,sebagai petugas kesehatan kita harus menghindari sikap
yang menganggap bahwa petugas adalah orang yang paling pandai,paling mengetahui
tentang masalah kesehatan karena pendidikan petugas lebih tinggi dari
pendidikan masyarakat setempat sehingga tidak perlu mengikut sertakan
masyarakat tersebut dalam masalah kesehatan masyaakat.dalam hal ini memang
petugas lebih menguasai tentang masalah kesehatan,tetapi masyarakat dimana
mereka bekerja lebih mengetahui keadaan di masyarakatnya sendiri.
D.pengaruh perasaan bangga pada
statusya,terhadap perilaku kesehatan.
suatu perasaan bangga terhadap
budayannya beraku bagi setiap orang.hal tersebut berkaitan dengan sikap
ethnosentrisme.
E.pengaruh norma terhadap perilaku
kesehatan.
Seperti halnya dengan rasa bangga
terhadap statusnya,norma dimasyarakat sangat mempengaruhi perilaku kesehatan
dari anggota masyarakatnya yang mendukung norma tersebut.sebagai contoh,untuk
menurunkan angka kematian ibu dan bayi banyak mengalami hambatan karena adanya
norma yang melarang hubungan antara dokter sebagai pemberi layanan dengan ibu
hamil sebagai pengguna layanan
F.pengaruh nilai terhadap perilaku
kesehatan
Nilai yang berlaku dalam masyarakat
berpengaruh terhadap perilaku kesehatan.nilai-nilai tersebut ada yang menunjang
da nada yang merugikan kesehata.beberapa nilai yang merugikan kesehatan
misalnya adalah penilaian yang tinggi terhadap beras putih meskipun masyarakat
mengetahiu bahwa beras merah lebih banyak mengandung vitamin B1 jika
dibandingkan dengan beras putih,masyarakat ini memberikan nilai bahwa beras
putih lebih enak dan lebih bersih.Contoh lain adalah masih banyak petugas
kesehatan yang merokok meskipun mereka mengetahui bagaimwnw bahaya merokok
terhadap kesehata.
G.pengaruh unsur budaya yang
dipelajari pada tingkat awal dari proses sosialisasi terhadap perilaku
kesehatan
Pada tingkat awal proses
sosialisasi,seorang anak diajakan antara lain bagaimana cara makan,bahan
makanan apa yang dimakan,cara buang air kecil dan besar,dan lain-lain.kebiasaan
tersebut terus dilakukan sampai anak tersebut dewasa dan bahkan menjadi
tua.kebiasaan tersebut sangat mempngaruhi perilaku kesehatan yang sangat sulit
untuk diubah.
H.pengaruh konsekuensi dari inovasi
terhadap perilaku kesehatan
Tidak ada perubahan yang terjadi
dalam isolasi,atau dengan perkataan lain,suatu perubahan akan menghasilkan
perubahan yang kedua dan perubahan yang ketiga.apabila seorang pendidik
kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku kesehatan masyarakat,maka yang
harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang akan terjadi jika melakukan
perubahan,menganalisis faktor-faktor yang terlibat/berpengaruh terhadap
perubahan,dan berusaha untuk memprediksi tentang apa yang akan terjadi dengan
perubahan tersebutapabila ia tahu budaya masyarakat setempat dan apabila ia
tahu tentang proses perubahan kebudayaan,maka ia harus dapat mengantisipasi
reaksi yang muncul yang mempengaruhi outcome dri perubahan yang telah
direncanakan.
Fungsi
Nilai-Nilai Budaya
Nilai mempunyai beberapa fungsi yang sangat penting dalam
kehidupan manusia (adisubroto, 2000) yaitu sebagai berikut:
1.
Nilai berfungsi sebagai standart,
yaitu standart yang menunjukkan tingkah laku dari berbagai cara, yaitu :
a) Membawa individu untuk mengambil
posisi khusus dalam masalah social.
b) Mempengaruhi individu dalam memilih
ideologi politik atau agama.
c) Menunjukkan gambaran-gambaran self
terhadap orang lain
d) Menilai dan menentukan kebenaran dan kesalahan atas diri
sendiri dan orang lain.
e) Merupakan pusat pengkajian tentang
proses-proses perbandingan untuk menentukan individu bermoral dan kompeten.
f) Nilai di gunakan untuk mempengaruhi
orang lain atau mengubahnya
g) Nilai sebagai standart dalam proses
rasionalisasi yang dapat terjadi pada setiap tindakan yang kurang dapat di
terima oleh pribadi atau masyarakat dan meningkatkan self-esteem.
2.
Nilai berfungsi sebagai rencana umum
(general plan) dalam menyelesaikan konflik dan pengambilan keputusan.
3.
Nilai berfungsi motivasional. Nilai
memiliki komponen motivasional yang kuat seperti halnya komponen kognitif,
afektif, dan behavioral.
4.
Nilai berfungsi penyesuaian, isi
nilai tertentu di arahkan secara langsung kepada cara bertingkah laku serta
tujuan akhir yang berorientasi pada penyesuaiam. Nilai berorientasi penyesuaian
sebenarnya merupakan nilai semu karena nilai tersebut di perlukan oleh individu
sebagai cara untuk menyesuaikan diri dari tekanan kelompok. Di dalam proses
penyesuaiannya pertama-tama individu mengubah nilai secara kognitif ke dalam
nilai yang dapat di pertahankan secara social maupun personal, dan nilai yang
demikian pasti akan mudah untuk penyesuaianm diri dengan nilai yang berbeda.
5.
Nilai berfungsi sebagai ego
defensive. Di dalam prosesnya nilai mewakili konsep-konsep yang telah tersedia
sehingga dapat mengurangi ketegangan dengan lancer dan mudah
6.
Nilai berfungsi sebagai pengetahuan
dan aktualisasi diri. Nilai sebagai modal tingkah laku atau cara bertin dak
secara eksplisit maupun implisit melibatkan fungsi aktualisasi diri. Fungsi
pengetahuan berarti pencarian arti kebutuhan untuk mengerti, kecenderungan
terhadap kesatuan persepsi dan keyakinan yang lebih baik untuk melengkapi
kejelasan dan konsepsi.
Nilai-Nilai
Budaya Masyarakat Indonesia Berkaitan dengan Kesehatan
Menurut Sutan Takdir Alisyahbana (1982)
ketika menjelaskan kebudayaan asli Indonesia menyebutkan ada enam nilai, yaitu:
1.
Nilai
Ekonomi ; tujuan untuk memakai atau menggunakan benda-benda dan
kejadian-kejadian secara efektif bagi kehidupan manusia
2.
Niala
Estetis; jika dikaitkan dengan masalah keindahan
3.
Nilai
Solidaritas : jika dikaitkan dengan proses penghargaan dalam konteks interaksi
dan komunikasi
4.
Nial Kuasa;
jika dikaitkan dengan kepuasan bila orang lain mengikuti norma dan nilai kita.
5.
Teori;
proses penilaian secara obyektif mengenai identitas benda-benda dan
kejadian-kejadian alam sekitar.
6.
Agama; jika
penilaian dihadapkan pada masalah keagungan serta kebesaran hidup dan alam
semesta.
Sudarma (2008) mengatakan bahwa sesungguhnya sebuah
praktik layanan kesehatan dapat dilihat dari berbagai nilai sebagaimana yang
dikemukakan oleh STA tersebut yaitu:
Nilai Budaya dan Pelayanan Kesehatan
No
|
Nilai Budaya
|
Pelayanan Kesehatan
|
1
2
3
4
5
6
|
Ekonomi
Estetis
Solidaritas
Kuasa
Teori
Agama
|
Dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dibutuhkan
biaya, lat produksi, atau imblana jasa. Kebutuhan terhadap layanan medis atau
obat, senantiasa menyertakan kebutuhan akan biaya (ekonomi), pada konteks ini
maka layanan kesehatan mengandung nilai ekonomi.
Lingkungan yang bersih serta ruangan yang nyaman dan
harum memberikan dukungan emosional terhadap proses penyembuhan kesehatan.
Terlebih lagi bila dikaitkan dengan adanya pengembangan
aromaterapi untuk kesehatan, maka masalah keindahan dan kenyamanan menjadi
sangat penting untuk kesehatan.
ü Dalam menjalankan tugas
profesinya, seorang perawat dapat berkerja sama dengan pasien, keluarga
pasien, dokter, bidan atau pihak lain yang berkepentingan.
ü Sebagai manusia, pasien
sesungguhnya membutuhkan teman untuk berkeluh kesah.
ü Sebagai seorang perawat, memiliki
peran dan fungsi yang berbeda, demikian pula dokter dan bidan.
ü Terdapatnya struktur pengelola
rumah sakit mulai dari direktur, dokter, perawat, bidan, apoteker, gizi,
sanitarian dan sebagainya
ü Dalam menjalankan tugasnya seorang
dokter, perawat, dan bidan dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang
kesehatan.
ü Sebelum melaksanakan praktik,
setiap lulusan pendidikan kesehatan diwajibkan untuk mengikuti pendidikan
profesi.
ü Bagi masyarakat yang beragama
praktik pelayanan kesehatan merupakan bagian dari pelayanan kepada umat.
Selaras dengan kode etik, ilmu pengetahuan, dan
keterampilan profesi yang dimiliki merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa.
Oleh karena itu pelayanan kesehatan pun perlu dianggap sebagai bagian dari
ibadah.
|
Selain
yang dipaparkan oleh STA, saya akan mencoba memberikan contoh nilai lainnya
yang berkaitan dengan kesehatan yaitu:
1. Dalam keperawatan komunitas,
terdapat materi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yang meliputi 10 point
utama yaitu mengetahui pertolongan persalinan, memberi ASI Eksklusif, menimbang
balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mengetahui perilaku cuci tangan,
menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah, makan sayur dan buah
setiap hari, melakukan aktivitas fisik sehari-hari, dan tidak merokok di dalam
rumah. Sepuluh point-point tersebut merupakan suatu nilai karena hal tersebut
sangat penting bagi kehidupan kesehatan masyarakat khususnya rumah tangga dan
memiliki tujuan yang penting pula bagi kesehatan masyarakat.
2. Membina trust (bina saling percaya),
merupakan suatu nilai yang kecil tapi penting manfaatnya bagi perawat dan
kesembuhan klien. Terpikir membina rasa saling percaya itu merupakan hal kecil,
tapi itu merupakan hal terpenting yang tidak mudah bagi seorang perawat untuk
mengenal luar dan dalamnya klien. Dengan membina saling percaya, maka perawat
akan mudah mengkaji, memberikan asuhan keperawatan, dan tindakan medis lainnya
kepada klien.
3. Setiap tindakan keperawatan yang
diberikan oleh seorang perawat kepada klien itu semua merupakan suatu nilai
yang sangat penting. Salah satu contohnya, dalam keperawatan maternitas;
melakukan perawatan payudara yang diberikan kepada ibu yang baru melahirkan.
Ibu yang baru melahirkan sering merasakan ketidaknyamanan pada payudaranya,
oleh karena itu perawat memberikan perawatan payudara dengan tujuan yang
berguna bagi ibu dan memberikan kenyamanan pada ibu. Jika tidak dilakukan
perawatan payudara, biasanya ibu akan merasakan sakit yang luar biasa.
4. Membahas nilai di keperawatan jiwa,
komunikasi terapeutik bagi klien dengan gangguan jiwa merupakan suatu nilai
yang sangat penting dan memiliki tujuan yang sangat bermanfaat bagi klien
tersebut. Mulai dari tahap orientasi sampai terminasi, merupakan tahapan yang
penting yang memiliki nilai tersendiri. Selain itu, Terapi Aktivitas Kelompok
(TAK), merupakan nilai yang penting dan bermanfaat pula bagi klien dengan
gangguan jiwa.
Sebenarnya,
masih banyak nilai-nilai yang berkaitan dengan bidang kesehatan khusunya keperawatan.
Saya pikir, semua tindakan keperawatan mengandung nilai yang sangat penting
bagi klien, mulai dari keperawatan medikal medah, keperawatan anak, keperawatan
maternitas, keperawatan jiwa, keperawatan geronitk, keperawatan keluarga, dan
keperawatan gawat darurat. Jika saja kita sebagai seorang perawat tidak
melakukan tindakan keperawatan tersebut, bisa jadi akan berakibat fatal bagi
klien yang kita rawat. Oleh karena itu, mari kita menjadi perawat yang
profesional yang memberikan nilai yang penting, yang berguna, yang bermafaat,
bagi klien yang kita rawat.
Sedangkan
untuk norma yang berkaitan dengan kesehatan yaitu, melihat dari tahapan norma
sosial bisa dikaitkan dengan kesehatan yaitu sebagai berikut:
1. Norma cara yang merupakan tata cara,
dalam bidang kesehatan khususnya keperawatan, terdapat SOP (Standar Operasonal
Prosedur) yang didalamnya terdapat tata cara/ prosedur dalam melakukan seluruh
tindakan keperawatan. Mulai dari tahap orientasi sampai tahap terminasi. Jika
perawat tidak melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan SOP yang telah ada,
maka perawat akan dikenakan sanksi/ hukuman berupa teguran dari pihak kepala
ruangan/ ketua tim.
2. Norma kebiasaan yang merupakan suatu
aturan. Dalam bidang kesehatan, khususnya keperawatan terdapat kode etik
keperawatan yang didalamnya terdapat suatu aturan yang ditujukan kepada
perawat, mengenai etika perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
klien, aspek-aspek legal dalam penulisan dokumentasi keperawatan, serta etika
perawat terhadap tenaga medis lainnya. Tentunya, ada sanksi/ hukuman jika ada
perawat yang melanggarnya. Inipun bisa termasuk kedalam norma hukum, karena
terdapat pula peraturan undang-undang jika ada peraturan yang dilanggar oleh
tenaga kesehatan.
Nama Kelompok:
1. Athika Isnaini Rahma (D3 1A/1320017)
2. Bilqis Prilly (D3 1A/1320019)
3. Dzulfian (D3 1A/1320031)
4. Shinta Puspita Ningrum (D3 1A/1320079)
5. Ninik Ratna Wardhani (D3 1A/1320103)